Mengantisipasi penyakit mematikan kepada hewan, Instansi Pertanian, Kehutanan, Perikanan & Kelautan (PKPK) Kota Parepare tetap lakukan sensor kesehatan kepada hewan kurban mendekati Idul Adha, th ini. Tujuannya, sensor kesehatan hewan tersebut buat menentukan pantas tidaknya daging hewan kurban buat dimakan manusia.
Sensor hewan kurban tersebut dilaksanakan di Kelurahan Watang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki & Kelurahan Lumpue, Kecamatan Bacukiki Barat, tempo hari.
Tidak Hanya kesehatan hewan kurban diperiksa, serta mengecek usia sapi yg memenuhi syarat sbg hewan kurban.
Kepala Lembaga PKPK Kota Parepare Hj Damila Husain di sela-sela sensor sapi kurban di Lappa Anging, Kelurahan Watang Bacukiki, mengemukakan pihaknya tetap jalankan sensor kesehatan & usia hewan, yg dipersiapkan pedagang ataupun peternak utk dijadikan hewan kurban kepada Lebaran Idul Adha nantinya.
“Hewan kurban yg telah dikategorikan pass usia & dalam klondisi sehat sehingga di memberi lebel dgn cat warna merah,” jelasnya.
Katanya, pihaknya belum menemukan adanya hewan yg terjangkit penyakit antraks baik yg masuk ataupun yg diternak.
“Alhamdulillah hingga sekarang ini kami belum menemukan ada hewan, khususnya sapi yg terjangkit penyakit antraks,” bebernya.
“Apalagi permintaan hewan kurban mengalami peningkatan mendekati lebaran Idul Adha. Oleh Karenanya segala bisa saja indikasi mesti diantisipasi, diantaranya hewan patut sembelih, termasuk juga tentukan hewan kurban tersebut sehat & memenuhi syarat usia,” imbuhnya.
Beliau menyebut, antisipasi biar hewan tersebut konsisten sehat, sehingga dilakukan pemberian vaksin kepada hewan yg dapat dikurbankan terhadap lebaran ini.
Dokter Hewan Lembaga PKPK Parepare drh A Yuliana menuturkan sensor kesehatan hewan kurban tersebut dipandang dengan cara fisik seperti, kulit yg mengkilat, mata yg cerah, keadaan tubuh yg tak kurus. Sedangkan sensor usia sapi dilakukan bersama menyaksikan trick mengunyah & jumlah gigi yg terganti.
“Jika gigi depannya telah terganti dua, itu menandakan umurnya telah satu th lebih, makin tidak sedikit terganti berarti makin lanjut umur sapi itu,” tandasnya.
Sensor hewan kurban tersebut dilaksanakan di Kelurahan Watang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki & Kelurahan Lumpue, Kecamatan Bacukiki Barat, tempo hari.
Tidak Hanya kesehatan hewan kurban diperiksa, serta mengecek usia sapi yg memenuhi syarat sbg hewan kurban.
Kepala Lembaga PKPK Kota Parepare Hj Damila Husain di sela-sela sensor sapi kurban di Lappa Anging, Kelurahan Watang Bacukiki, mengemukakan pihaknya tetap jalankan sensor kesehatan & usia hewan, yg dipersiapkan pedagang ataupun peternak utk dijadikan hewan kurban kepada Lebaran Idul Adha nantinya.
“Hewan kurban yg telah dikategorikan pass usia & dalam klondisi sehat sehingga di memberi lebel dgn cat warna merah,” jelasnya.
Katanya, pihaknya belum menemukan adanya hewan yg terjangkit penyakit antraks baik yg masuk ataupun yg diternak.
“Alhamdulillah hingga sekarang ini kami belum menemukan ada hewan, khususnya sapi yg terjangkit penyakit antraks,” bebernya.
“Apalagi permintaan hewan kurban mengalami peningkatan mendekati lebaran Idul Adha. Oleh Karenanya segala bisa saja indikasi mesti diantisipasi, diantaranya hewan patut sembelih, termasuk juga tentukan hewan kurban tersebut sehat & memenuhi syarat usia,” imbuhnya.
Beliau menyebut, antisipasi biar hewan tersebut konsisten sehat, sehingga dilakukan pemberian vaksin kepada hewan yg dapat dikurbankan terhadap lebaran ini.
Dokter Hewan Lembaga PKPK Parepare drh A Yuliana menuturkan sensor kesehatan hewan kurban tersebut dipandang dengan cara fisik seperti, kulit yg mengkilat, mata yg cerah, keadaan tubuh yg tak kurus. Sedangkan sensor usia sapi dilakukan bersama menyaksikan trick mengunyah & jumlah gigi yg terganti.
“Jika gigi depannya telah terganti dua, itu menandakan umurnya telah satu th lebih, makin tidak sedikit terganti berarti makin lanjut umur sapi itu,” tandasnya.